Pendidikan Jasmani

2/17/2012

Modifikasi Dalam Pendidikan Jasmani

Silahkan Kunjungi di http://olahraga-penjas.blogspot.com

Hakikat pendidikan jasmani adalah anak dapat melakukan kegiatan menuju olahraga baik itu dalam bentuk permainan asli atau permaian yang di bentuk dalam model yang telah dimodifikasi. Kreatifitas guru sangat dibutuhkan olrh guru Penjasorkes dalam memodifkasi.

Yang menjadi tujuan atau sasaran dalam modikasi pembelajaran penjas adalah :
 

Konsep dasar pikiran anak adalah bermain. Dari seluruh kegiatan yang mereka lakukan apabila mereka merasa senang maka mereka akan menganggap hal itu adalah permainan. Itulah salah satu kehebatan dalam Pendidikan Jasmani. Dalam pembelajaran Penjas yang di modifikasi banyak sekali anak yang tidak tahu bahwa melalui modifikasi mereka telah dapat melakukan Sepak Bola, Basket, Volly, Bowling, Base Ball, dan jenis olahraga lainnya. 

Modifikasi pembelajaran Penjas juga menjadi solusi dalam menangani sarana dan prasarana yang kurang memadai. Hal ini menjadi sangat penting terutama bagi sekolah yang berada di pedesaan. Akhirnya kreatifitas lagi yang harus diolah agar mereka dapat menciptakan model modifikasi yang menyenangkan.

Jadi, mengapa kita memodifikasi?
  1. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.
  2. Anak belum memiliki kematangan fisik dan emosonal.
  3. Olahraga yang dimodifikasi akan mampu menambah ketrampilan gerak anak.
  4. Menumbuhkan kesenangan dan kegembiraan dalam kondisi pembelajaran yang kompetitif.
Anak mudah sekali jenuh dengan kegiatan yang ada di sekitar lingkungannya. Terkadang Guru Penjas melakukan masih meneruskan dengan model pembelajaran yang sama dan anak mudah sekali bosan dengan hal yang itu-itu saja, namun kembali lagi kepada kreatifitas Guru Penjas dalam melakukan modifikasi pembelajaran. Modifikasi dalam pendidikan tidak hanya mencakup dalam jenis permainan dan peraturan, tetapi juga di dalamnya jenis alat atau sarana dan prasarana. 

Lalu apa yang dimodifikasi?
  1. Ukuran berat dan bentuk peralatan.
  2. Lapangan permainan.
  3. Waktu bermain atau lamanya permainan.
  4. Peraturan permainan atau jumlah pemain.
Sebagai Guru Penjasorkes kita tidak boleh memaksakan anak kedalam model pembelajaran kita. Terkadang sebagai guru Penjas harus mengoreksi diri mengapa anak jenuh dan tidak tertarik kepada jenis modifikasi yang kita lakukan. Dari beberapa jumlah siswa tidak semua siswa cocok dengan model pembelajaran yang kita lakukan. Jadi terkadang kita juga harus melakukan beberapa tambahan, seperti :
Puzzle.
Matematika.
Bahasa Indonesia.
dan Mata pelajaran yang lain.
karena perlu di ingat, konsep penjas memiliki sasaran kepada Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Jadi berkreasilah dalam modifikasi dalam Pembelajaran Penjas. (Terima Kasih)